Wednesday, October 10, 2007

IDEALIS

Orang idealis itu selalu berpatokan pada apa yang dia lihat. Good, itu teman yang patut kita contoh. I like them, mereka punya cara hidup dan cara pandang sendiri. They are smart and they don’t care how they do. Tapi kadang orang idealis tidak mau melihat kenyataan yang di hadapi, yaitu orang idealis yang negatif.

Tapi guys, ngomong-ngomong soal internetan, gue paling hobi lho… I like internet, I like technology.. dan yang paling penting, I like hacker. Gapapa deh orang mau bilang aku internet addict, justru gue demen banget ama cowok neter apalagi kalo sudah ke taraf hacker. Menurut gue hacker itu seorang idealis, tapi idealis yang positif. Sebagaimana aku terobsesi dengan orang idealis, seperti itulah aku terobsesi dengan seorang hacker.

Sebaliknya, si cracker itu orang idealis yang negative, yaitu orang idealis yang nggak mau melihat kenyataan yang dihadapi.

Kebayang nggak sih kalo kita punya bos yang idealisnya minta ampun, tapi nggak mau melihat kenyataan. Gue mau cerita nih tentang seorang bos yang idealis di sebuah lembaga. Si bos ini selalu menetapkan peraturan-peraturan yang sesuai dengan idealismenya. Setiap memutuskan sesuatu tidak pernah didiskusikan dengan para pegawainya. Pokoknya selama itu baik menurut si bos, ya harus dilaksanakan. Tapi yang namanya karyawan, setuju atau tidak ya harus patuh dengan peraturan si bos. Mau gimana lagi cari kerja kan susah, ntar kalo dipecat nganggur donk.

Suatu ketika si bos mulai berfikir kenapa lembaganya sekarang sepi peminat dan pesertanya mulai habis. Kemudian si bos mengajak seluruh pegawai untuk bermusyawarah. Para pegawai merasa senang karena bosnya mulai terbuka. Ini kesempatan bagus dong buat mereka mengungkapkan aspirasinya. Nah, satu persatu dari pegawai mulai mengemukakan pendapatnya dan bercerita berdasarkan kenyataan yang selama ini mereka temui ketika bekerja. But apa yang terjadi? Si bos bukannya berterima kasih, malah menganggap para pegawainya itu berdemo. Si bos kan idealis, dia akan tetap mempertahankan idealismenya tanpa mempedulikan kenyataan yang ada. Akhirnya peraturan-peraturan lama tetap diberlakukan. Meskipun nanti lembaganya akan tutup, si bos tak peduli demi sebuah idealisme. Jadi, perlukah idealisme?

No comments:

Post a Comment

Blogger templates